'Kok nganggur, ga kerja?', cuap-caup burung ditelinga. Sedikit menyesakkan dan menjengkelkan. Bukan sama ucapannya, tapi sama diri sendiri. Istilah 'penggangguran' selalu berkonotasi negatif yang dikaitkan dengan makna 'tidak memiliki pekerjaan'. Singkat kata, tidak memiliki pekerjaan ... ya pengangguran.

Ini kisah si Pencari kerja yang hanya memiliki kemampuan bahasa inggris pasif, komunikasi tidak terlalu aktif, gigih, tidak memiliki kendaraan, hanya memiliki SIM C, jejaring tidak terlalu luas, tidak mampu berbahasa Hokkian, jujur, sabar, sopan, rapi dan ganteng.

Memilih-milih dunia kerja yang disukai tidak semudah memilih untuk keluar dari sebuah perusahaan. Ada banyak lowongan yang berkedok kualifikasi dan kemampuan, sehingga kerapkali jatuh pada bayang-bayang ketidakmampuan. Mencari-cari lowongan dari berbagai media dan fokus pada profesi yang dikerjakan dengan kualifikasi yang sesuai.
Gengsi menjadi persoalan utama. Apalagi kalau lulusan pendidikan setara pejabat eselon IV. Selanjutnya kurangnya kemampuan dalam bidang yang dibutuhkan.
Berdoa, berusaha dan berusaha terus. Doa khusuk sampai 3 kali puasa 3 kali lebaran tanpa dibarengi usaha, tidak akan menemukan jalan. Teman sudah dipanggil wawancara berkali-kali, sementara kita dihubungi sama sekali tidak. Teman sudah 'lempar' lamaran 100 kali ke perusahaan berbeda dan kita baru 10 kali ke beberapa perusahaan yang sama.

Titik jenuh, minder dan tertekan pastinya pernah dirasakan oleh pencari kerja. Apa lagi ini bukan bicara tentang kemampuan dan bakat, tapi keuangan yang menipis. Banyak yang bilang, ujung-ujungnya mencari kerja ialah untuk mendapatkan materi (money), karena salah satu indikator sukses ialah meningkatnya materi.

Kisah si pencari kerja ini tidak ada yang sia-sia. Semua tekanan yang dirasa dan beban yang dipikul dapat menjadi pelajaran untuk kita yang sudah bekerja. Sakitnya mencari kerja tidak sama dengan sakitnya saat bekerja. Sakitnya mencari kerja tidak menghasilkan materi, tetapi sakitnya saat bekerja mampu menghasilkan materi.

Inilah dia si Pencari Kerja, update diri sebelum benar-benar siap terjun ke dunia pekerjaan. Dalam pekerjaan ada tekanan, deadline, konflik, masalah, kesalahpahaman, ketidakharmonisan, adu pendapat, kecurangan, persaingan dan kondisi yang menjenuhkan. #Jobseeker_Story