Pendahuluan
Pendidikan adalah proses panjang yang membutuhkan komitmen lintas generasi dan pemerintahan. Namun, masih banyak anak-anak dari keluarga miskin yang tidak bisa mengenyam pendidikan hingga jenjang tinggi. Sekolah Rakyat, sebuah inisiatif yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto, hadir sebagai solusi afirmatif untuk memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan berkualitas.
Prof. Muhammad Nuh, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dipercaya memimpin program ini di bawah Kementerian Sosial. Dalam wawancara eksklusif di Cafe Brizi, beliau menjelaskan visi, konsep, dan strategi pelaksanaan Sekolah Rakyat.
Konsep Sekolah Rakyat
1. Tujuan Utama
Memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan.
Menyediakan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem.
Membangun karakter dan kompetensi yang siap bersaing di era digital.
2. Model Pendidikan
Boarding School (Sekolah Berasrama)
Siswa tinggal di asrama 24 jam dengan fasilitas lengkap (makan, minum, pendidikan, pengasuhan) gratis.
Lingkungan terkontrol untuk membentuk kebiasaan positif dan karakter tangguh.
Pendidikan Holistik
Akademik, life skills, dan digital literacy (coding, cyber security, data science).
Pembekalan sertifikasi kompetensi tambahan selain ijazah.
3. Sasaran Peserta
Anak-anak dari keluarga miskin ekstrem yang seringkali putus sekolah di tingkat SD/SMP.
Mereka yang tidak memiliki akses ke PAUD/TK sehingga pondasi pendidikannya lemah.
Strategi Pelaksanaan
1. Pemanfaatan Fasilitas Existing
Memanfaatkan gedung-gedung milik Kementerian Sosial yang belum terpakai maksimal.
Contoh:
Lahan 56 hektar di Bekasi yang akan dikonversi menjadi sekolah.
41 titik fasilitas Kemsos di berbagai daerah yang siap dipakai.
Kolaborasi dengan pemerintah daerah (Jawa Timur, Jawa Barat, dll.) yang menyediakan lokasi tambahan.
2. Rekrutmen dan Pelatihan Guru
Sumber Guru:
Memanfaatkan 60.000 lulusan PPG (Pendidikan Profesi Guru) dari Kemdikbud.
Seleksi ketat berbasis kompetensi dan kewilayahan (prioritas guru dari daerah setempat).
Pelatihan Khusus:
Social empathy: Guru harus memahami latar belakang siswa miskin dan membangun kepercayaan diri mereka.
Digital teaching skills: Guru dilatih mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran.
3. Kurikulum & Pembelajaran
Fokus pada transformasi, bukan sekadar transfer ilmu.
Pembelajaran kontekstual:
Siswa diajak berkebun, beternak lele, dan aktivitas fisik untuk melatih kemandirian.
Digital detox: Mengurangi ketergantungan gadget dengan aktivitas outdoor.
Nilai budaya lokal diintegrasikan untuk memperkuat identitas siswa.
Tantangan & Solusi
1. Stigma "Sekolah Rakyat"
Kritik: Nama "Sekolah Rakyat" dianggap mempertahankan stigma kelas bawah.
Solusi Prof. Nuh:
"Kita ajak mereka membaca realitas: ya, saya miskin, tapi saya ingin berubah."
Sekolah ini bukan untuk mengabadikan kemiskinan, tapi sebagai batu loncatan ke kehidupan lebih baik.
2. Kualitas Guru
Kritik: Banyak guru honorer yang kurang kompeten dan termotivasi.
Solusi:
Rekrutmen berbasis sertifikasi dan pelatihan intensif.
Sistem reward & pengawasan untuk memastikan guru berkualitas.
3. Jaminan Kelanjutan Program
Kritik: Program pendidikan sering berubah seiring pergantian pemerintahan.
Solusi Prof. Nuh:
"Pendidikan adalah tugas negara, bukan pemerintah."
Harus menjadi konsensus nasional yang lintas kabinet.
Kisah Sukses & Harapan
1. Bukti Keberhasilan Model Asrama
CT Arsa Foundation (Deli Serdang) & SMA Unggulan Sukoharjo:
Awalnya menampung anak korban tsunami Aceh dan keluarga miskin.
Kini lulusannya sukses menembus perguruan tinggi dan dunia kerja.
2. Dampak Ekonomi
Contoh Program Welding (Yayasan Dana Sosial Alfalah):
Biaya pelatihan Rp5 juta per anak.
Setelah lulus, langsung bekerja dengan gaji Rp4-5 juta/bulan.
Return of investment (ROI) pendidikan sangat tinggi.
3. Visi Jangka Panjang
"Indonesia 2045 harus dibangun dengan kebangkitan kaum duafa."
Pendidikan adalah jalan terbaik memenuhi janji kemerdekaan: "Mencerdaskan kehidupan bangsa."
Jadwal Peluncuran
Mulai Juli 2024 (tahun ajaran 2024/2025).
Tahap pertama di Bekasi, kemudian menyusul daerah lain.
Pelatihan guru dimulai April 2024.
Penutup
Sekolah Rakyat bukan sekadar program pendidikan, tapi gerakan memanusiakan manusia. Dengan pendekatan afirmatif, kolaborasi lintas kementerian, dan komitmen jangka panjang, Prof. Muhammad Nuh yakin bahwa anak-anak miskin bisa menjadi "mesin transformasi" bangsa.
"Kita ingin memungkinkan yang tidak mungkin, dan menjangkau yang belum terjangkau."
— Prof. Muhammad Nuh
Ditulis oleh: Tim Rumah Perubahan
Sumber: Wawancara eksklusif di Cafe Brizi, 2024.
Video Youtube
Post a Comment
0 Comments