Apa pun hasilnya dan apa pun keputusannya wajib untuk disyukuri, karena ada tertulis : "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu" (1Tes5:18). Ia tahu akan kebutuhan kita dan tidak akan memberi secara langsung apa yang kita minta, tetapi sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan kita. Seperti seorang anak yang meminta ikan, tetapi ayahnya memberi ular atau meminta telur tetapi diberi kalajenking (Luk11:13). Memang terlihat jahat, tetapi itulah yang terbaik bagi kita. Bukan hanya meminta tetapi juga berusaha.

Masih jelas dalam ingatan ku akan harapan yang ku taruh dalam tahun ini, tahun penuh berkat, tahun penuh dengan penyertaan kasih Allah yang tiada henti. Harapan yang ku taruh dapat berjuang dalam tes yang dinanti-nanti oleh seluruh masyarakat dari Sabang sampai Marauke. Awalnya aku berpikir, inilah peluangnya dan aku mencoba dari satu pintu ke pintu lainnya.

Pada awalnya aku takut saat mengikuti, karena saingan ku bukan orang-orang biasa dan cukup terkenal dengan sepak terjangnya dalam menyelesaikan persoalan yang ada dalam masyarakat. Punya banyak kenalan dengan petinggi-petinggi dan memiliki banyak jejaring. Saat aku melihat itu, aku cuma bisa menaruh pengharapan dalam Ia (Tuhan yang berkuasa dalam hidup ku) (1Pet5:7).

Pengiriman berkas inilah langkah awal ku dan lolos untuk mengikuti tes yang pertama. Tes pertama ku lalui dengan langkah yang sempat putus asa, karena kendaraan yang akan ku naiki ternyata sudah pergi terbang tinggi. Aku kembali dan mengambil kesempatan lagi dengan mengeluarkan sekocek biaya yang tidak murah untuk bisa kembali terbang ke kota yang aku tuju. Akhirnya aku pun mengikuti tes bersama dengan rekan-rekan seperjuangan. ... dan aku lolos untuk mengikuti tes ketiga. Puji Tuhan untuk tes kedua ini.

Baru ku sadari, ternyata banyak hambatan yang ku lalui saat mengikuti tes ini. Seakan-akan ada peluang dan seakan-akan ada bisikan 'ini bukan jalan-KU'. Aku memaksakan diri untuk pamitan dengan pimpinan lembaga tempat aku berkarya dan seakan-akan ada jalan. Kesempatan yang tidak semua lembaga miliki, yakni kebesaran hati pimpinan membukakan kesempatan kepada para pekerjanya untuk mengembangkan diri. Kesempatan ini ku ambil dengan tidak sendiri, ada teman-teman ku yang ikut serta.

Tes ketiga ini dilakukan di Jakarta dan dengan langkah pasti, aku melangkah meninggalkan kota Medan dan bergegas ke Jakarta. Lokasi tes tidak jauh dari rumah keluarga dan aku mulai mengucap syukur dan tentunya ini adalah 'jalan-Nya' dalam benak ku. Dengan persiapan yang minim aku berlaga dengan orang-orang yang berhasil mengalahkan ribuan para penaruh harapan.

Hasil dari tes ketiga ini adalah tes terakhir dan aku berdoa 'bila ini bukan jalan-MU, maka berikanlah aku kedamaian untuk menerima hal-hal yang tak dapat ku ubah'.

Jujur, aku memperjuangkan dan merelakan sesuatu yang telah ku pegang untuk melepas demi penantian yang belum pasti, yakni pengumuman tes yang terakhir. Hari ini, aku mendapatkan hasil dari kerja keras ku. Aku mendapati diriku belum berkesempatan untuk berkarya di lembaga pemerintahan.

"Puji Tuhan", kata ku kepada kawan-kawan yang bertanya kepada ku. "Puji Tuhan, aku nomor satu dari peringkat yang tidak lolos untuk ke tahap berikut". Persyaratan untuk para penaruh harapan yang menjadi kenyataan benar-benar sulit. Puji Tuhan aku tidak lolos, pastinya aku tak mampu memenuhinya, mengingat waktunya tidak akan cukup.

Terimakasih Tuhan, terimakasih untuk proses yang Engkau perbolehkan untuk ku lalui. Benar dan nyatalah janji-MU. Ku taruh segala kekhawatiran ku pada-MU dan inilah jawaban yang terbaik untuk ku. Selanjutnya masih ada satu pintu lagi yang harus ku selesaikan. Bila ini jalan-MU maka permudahlah segala jalan yang ku lalui. Amin

"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-KU mengenai kamu. demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan Damai Sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan". Amin, Amin, Amin

Tulisan ini dipersembakan kepada Papa yang telah mendukung dalam doa hingga saat ini, kakak-abang ku dan wanita yang kelak akan menjadi pendamping hidup ku Novelida Simbolon. Terimakasih Bapa, terimakasih Yesus, terimakasih atas penyertaan Roh Kudus. Amin.